Senin, 18 Agustus 2008

Selengkapnya...

Keotentikan Naskah Perjanjian Baru

Pengantar

Kritikus Alkitab mempertanyakan keotentikan/keabsahan Perjanjian Baru. Ada yang bilang cerita Perjanjian Baru adalah rekayasa pribadi yang tidak historis. Ada yang bilang Injil hanya mitos atau legenda. Atau ada juga yang bilang Yesus memang ada, tetapi tidak pernah disalib maupun bangkit.
Apakah Perjanjian Baru itu otentik, berasal dari sumber yang sah? Mungkinkah ada distorsi sejarah yang mengubah peristiwa asli?
Ada 3 hal yang menentukan otoritas keotentikan naskah Perjanjian Baru
1. Penyelidikan manuskrip-manuskrip(naskah-naskah salinan kuno) Perjanjian Baru.
2. Perbandingan manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru dengan manuskrip-manuskrip kuno
yang lain.
3. Penanggalan naskah asli Perjanjian Baru.

Penyelidikan manuskrip-manuskrip yang berhubungan dengan Perjanjian Baru

Ada banyak manuskrip yang berlimpah dan akurat untuk Perjanjian Baru dibandingkan dengan naskah-naskah kuno lainnya. Ada banyak manuskrip yang disalin dengan keakuratan lebih tinggi dan penanggalan yang lebih awal daripada manuskrip naskah-naskah kuno lainnya.
Berikut kita bicarakan beberapa manuskrip penting.

The John Rylands Fragment. Papirus ini berisi 5 ayat Yohanes 18:31-33, 37-38. Penulisan ini ditulis antara tahun 117 - 138 M, sekarang disimpan di John Rylands Library di Manchester, England.

The Bodmer Papyri. Papirus-papirus ini ditulis sekitar tahun 200 M, berisi Yohanes, Lukas, Yudas, 1 Petrus, dan 2 Petrus.

Codex Vaticanus. Ditulis antara 325 - 350 M. Manuskrip yang ditulis pada kulit binatang ini berisi seluruh Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Sekarang disimpan di Vatican Library.

Codex Sinaiticus. Ditulis tahun 340 M berisi seluruh Perjanjian Baru dan sebagian Perjanjian Lama. Sekarang disimpan di University Library di Leipzig, Jerman.

Codex Alexandrius. Ditulis tahun 450 M berisi seluruh Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Sekarang disimpan di National Library dalam British Museum.

Codex Bezae. Ditulis tahun 450 / 550 M berisi keempat Injil, Kisah Para Rasul dan beberapa bagian dari 3 Yohanes.

Dan masih banyak lagi manuskrip-manuskrip berbahasa Yunani salinan Perjanjian Baru yang bertanggal awal. Total manuskrip berbahasa Yunani Perjanjian Baru ada sekitar 5000. Tidak ada naskah kuno lainnya yang mempunyai manuskrip sebanyak Perjanjian Baru.


Perbandingan naskah Perjanjian Baru dengan naskah kuno lainnya

Dari sisi dokumentasi, Perjanjian Baru memiliki bukti yang sangat berlimpah dibanding naskah-naskah kuno lainnya. Tabel berikut menunjukkan jumlah yang berlimpah, penanggalan yang lebih awal, dan keakuratan lebih tinggi yang dimiliki Perjanjian Baru dibandingkan buku-buku kuno lainnya.



Beberapa pengamatan berhubungan dengan tabel di atas:
1. Tidak ada naskah kuno yang mempunyai manuskrip/salinan lebih dekat dengan naskah asli dan jumlah lebih banyak dibanding dengan Perjanjian Baru.
2. Jarak antara penulisan pertama dengan penyalinan paling awal untuk Perjanjian Baru adalah sekitar 30 tahun untuk yang bersifat potongan dan kurang dari 250 tahun untuk keseluruhan naskah. Bandingkan dengan naskah kuno lain yang jarak antara penulisan pertama dengan penyalinan paling awal mencapai lebih dari 1000 tahun.
3. Tingkat keakuratan salinan Perjanjian Baru lebih tinggi dibanding naskah kuno lainnya yang dapat dibandingkan. Kebanyakan naskah tidak mempunyai jumlah manuskrip yang cukup supaya perbandingan dapat dilaksanakan. Penyalinan yang berjarak 1000 tahun dengan naskah aslinya membuat para sarjana tidak mempunyai cukup keyakinan untuk merekonstruksi naskah aslinya.

Bruce Metzger membuat perbandingan yang menarik antara Perjanjian Baru dengan Homer dan Mahabharata.

Perjanjian Baru mempunyai 20.000 baris. Dari 20.000 baris ini hanya ada 40 baris (400 kata) yang masih dipertanyakan. Ini berarti keakuratannya :
(20.000 - 40) / 20.000 = 99,8 %.

Homer mempunyai 15.600 baris dengan 764 baris yang dipertanyakan. Ini berarti keakuratannya :
(15.600 - 764 )/15.600 = 95 %.

Mahabharata mempunyai 26.000 baris yang 10% nya masih dipertanyakan, yang berarti keakuratannya 90%.

Dengan demikian dari sisi dokumentasi, Perjanjian Baru mempunyai dokumentasi yang jauh lebih baik dibanding dibanding naskah-naskah kuno lainnya. Perjanjian Baru mempunyai lebih banyak manuskrip, mempunyai jarak waktu terpendek antara salinan dengan naskah asli, dan mempunyai tingkat keakuratan yang lebih tinggi.

Penanggalan naskah asli Perjanjian Baru

Kematian Kristus terjadi antara tahun 29 - 33 M. Argumentasi kehandalan catatan Perjanjian Baru berhubungan dengan penanggalan naskah asli Injil.

Tulisan-tulisan Paulus

Rasul Paulus mati martir saat Nero berkuasa pada tahun 67. Tulisan-tulisan yang paling awal ditulis sebelum dipenjara di Roma antara tahun 60 - 62 (Kisah Para Rasul 28). Dalam surat-suratnya ditemukan hal-hal yang penting mengenai kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan Yesus yang ditulis oleh saksi-saksi mata yang hidup pada saat itu.

Paulus mengajarkan bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan (Galatia 4:4), Dia adalah sudah ada sejak semula dan pencipta alam semesta (Kolose 1:15-16),
berada dalam rupa manusia dan rupa Allah (Filipi 2:5-8 ).
Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud ( Roma 9:5; 1:3)
yang hidup di bawah hukum Yahudi (Galatia 4:4),
yang dikianati pada malam Dia menetapkan perjamuan roti dan anggur (1 Korintus 11:23-26),
disalibkan di bawah pemerintahan Roma (1 Korintus 1:23; Filipi 2:8)
meskipun ini tanggung jawab pemuka Yahudi (1 Tesalonika 2:15).
Yesus yang sama dengan Yesus yang ada di Injil ini dijelaskan telah dikuburkan selama 3 hari, telah bangkit dari kematian, telah dilihat lebih dari 500 saksi mata, yang sebagian besar masih hidup pada saat Paulus menulis surat ini (1 Korintus 15:4-6)

Paulus mengenal murid-murid Yesus secara personal (Galatia 1:17). Petrus, Yakobus, dan Yohanes disebut sebagai 'tiang' dari komunitas Yerusalem (Galatia 2:9). Paulus mengenal saudara laki-laki Yesus dan tahu bahwa Petrus beristri ( 1 Korintus 9:5). Paulus mengutip perkataan Yesus (1 Korintus 7:10-11; 9:14; 11:23-26). Di tempat lain Paulus menyimpulkan khotbah di bukit (Roma 12:14-21) dan mengajak mengikuti teladan Yesus Kristus (Roma 13:14).
Secara singkat disimpulkan, "Garis besar berita Injil yang bisa kita telusuri dalam tulisan Paulus sama dengan garis besar yang bisa kita temukan di tempat lain di Perjanjian Baru dan dalam keempat Injil".

Beberapa penyelidikan mempertanyakan keotentikan Paulus terhadap naskah Perjanjian Baru. Mengenai hal tersebut, ini bisa dijawab:
1. Meskipun Paulus bukan saksi mata kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi Paulus hidup pada zaman Yesus hidup.
2. Paulus menulis dalam 30 tahun setelah peristiwa-peristiwa kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus terjadi. Waktu 30 tahun ini terlalu singkat untuk terjadinya distorsi informasi. Di samping itu Paulus menantang pembacanya untuk mengecek kebenaran apa yang ia tulis dengan saksi mata yang sebagian besar masih hidup (1 Korintus 15:4-6). Tidak ada bukti sejarah yang menentang pernyataan Paulus, sebaliknya tulisan Paulus khususnya surat Roma, Korintus dan Galatia makin menegaskan keakuratan dan keotentikannya.

Injil Yohanes

Injil Yohanes disebut ditulis oleh "murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus..." (Yohanes 21:20). Dengan proses penyisihan, murid ini pastilah Yohanes. Murid lain seperti Petrus, Filipus, Tomas dan Andreas disebut sebagai orang ketiga (Yohanes 1:41; 6:8; 14:5,8). Lebih daripada itu, penulis adalah adalah salah satu dari 'inner circle' Yesus yang terdiri dari Yakobus, Petrus dan Yohanes seperti dibuktikan "bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya" (Yohanes 13:23-25), dia adalah saksi mata dan mempunyai informasi 'dalam' (Yohanes 18:15), dan pada kematian-Nya Yesus mempercayakan ibu-Nya dalam pemeliharaan Yohanes (Yohanes 19:26,27).
Yakobus mati awal (tahun 44M), sedangkan Petrus disebut sebagai orang ketiga (Yohanes 21:21). Dengan demikian dengan metode penyisihan, penulis dari Injil keempat ini pastilah Rasul Yohanes.

Ada banyak bukti esksternal dan internal yang menunjukkan bahwa Injil ini ditulis oleh rasul Yohanes, murid Yesus. Iranius, Tertulianus, dan Clement dari Aleksandria setuju penulisnya adalah rasul Yohanes. Pentingnya pernyataan Iranius karena murid Yohanes yaitu Polycarp adalah guru Iranius.

Bukti internal kepenulisan rasul Yohanes untuk Injil keempat ini adalah :
1. Identifikasi melalui metode penyisihan seperti yang telah dijelaskan.
2. Injil ditulis oleh saksi mata pertama (Yohanes 20:2; 21:4)
3. Penulis adalah seorang Yahudi yang mengenal detil kebiasaan Yahudi dalam pembasuhan (Yohanes 2:6) dan penguburan (Yohanes 19:40), perayaan-perayaan orang Yahudi, bahkan kelakuan mereka (Yohanes 7:49)
4. Penulis adalah seorang Yahudi di Palestina yang mengenal baik geografi dan topografi daerah itu (Yohanes 2:12;5:2;19:17). Semua bukti ini menunjuk kepada satu arah yaitu Yohanes, murid Yesus Kristus.

Sarjana-sarjana sekarang menerima tradisi yang kuat mengenai kepenulisan Yohanes, yang bertanggal tahun 30 - 66 M. Dengan demikian kita memiliki kekayaan sejarah, dari tangan pertama, keterangan saksi mata mengenai kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Injil Sinoptik (Matius, Markus dan Lukas)

Kunci penanggalan dari Injil-injil sinoptik adalah Injil Lukas. Kunci penanggalan Lukas adalah buku berikutnya setelah Injil Lukas yaitu Kisah Para Rasul:
1. Kisah Para Rasul ditulis oleh rekan kerja Paulus yang ditunjukkan dalam pemakaian "kami" ditulis dalam orang pertama (Kisah Para Rasul 16:10-17; 20:5-21; 27:1-28:30).
2. Dengan proses penyisihan, satu-satunya rekan dekat Paulus yang tidak dituliskan dalam bentuk orang ketiga adalah Lukas, seorang tabib. Timotius, Silas, Markus, dan Barnabas semua namanya disebut ( Kisah Para Rasul 15:39; 16:1,25). Tingkat pemakaian bahasa Yunani yang dipakai, pemakaian istilah-istilah medis, dan pengetahuan yang melimpah semua cocok mengarah kepada karakter Lukas.
3. Narasi dari Kisah Para Rasul berakhir dengan penahanan Paulus di Roma yang terjadi dari tahun 60 - 62 M. Karena di sini dijelaskan Paulus masih hidup ketika Lukas menulis, dan karena di sini Lukas menutup narasinya, kita mengasumsikan bahwa tahun 60 - 62 M adalah penyusunan Kisah Para Rasul. Andaikata Lukas menulis sesudah tahun 67 M, maka ia akan menuliskan juga kematian Paulus yang mati martir tahun 67 M.
4. Injil Lukas adalah bagian pertama dari buku sejarah Lukas - Kisah Para Rasul. Kitab Para Rasul menunjuk kepada 'buku pertama' yang ditulis untuk orang yang sama yaitu Teofilus (Kisah Para Rasul 1:1; Lukas 1:3). Jika Lukas selesai menulis Kisah Para Rasul sekitar tahun 62 M, maka Lukas menulis Injilnya sekitar tahun 60 M. Penyelidikan para sarjana menyimpulkan bahwa Matius ditulis dalam periode yang sama sekitar tahun 60 M, sedangkan Markus ditulis lebih dahulu antara tahun 50 - 60 M. Matius, penulis Injil Matius adalah murid Yesus (Matius 9:9-13). Markus, penulis Injil Markus adalah sekretaris Petrus.

Kesimpulan

Kita mempunyai 5 sumber otentik yang berbeda mengenai kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus:
1. Paulus, yang hidup saat saksi mata tentang kehidupan Yesus masih hidup, menulis 10 surat yang ditulis tahun 50 - 60 M berisi pengajaran penting mengenai kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.
2. Lukas, rekan kerja Paulus, memakai sumber yang akurat dan keterangan saksi mata, menulis kehidupan yang lengkap Yesus Kristus dan sejarah gereja mula-mula hingga tahun 60 - 62 M.
3. Injil Markus yang ditulis sebelum Injil Lukas dan Injil Matius, ditulis antara tahun 50 - 60 M. Markus adalah sekretaris Petrus, murid Yesus, saksi mata kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
4. Yohanes, saksi mata pertama, termasuk murid terdekat Yesus menulis antara tahun 30 - 66 M.
5. Matius, murid Yesus Kristus, saksi mata pertama, menulis Injil Matius sekitar tahun 60 M.

Dari sisi sejarah kita mendapati bahwa Perjanjian Baru
a. Mempunyai keakuratan penyalinan yang sangat tinggi
b. Ditulis oleh sumber yang dapat dipercaya, ditulis dari sumber yang otentik/asli
c. Ditulis dalam kurun waktu di mana saksi mata masih hidup, yang andaikata ada kesalahan maka akan banyak menentang. Namum ternyata semua bukti menunjuk kepada keakuratan naskah Perjanjian Baru.

Dengan demikian maka dari segi keotentikan/keasliannya, maka kita menyimpulkan bahwa kehandalan dan keakuratan naskah Perjanjian Baru dapat dipercaya.

Sumber :
Geisler, Norman L. Christian Apologetics. Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 49516


Selengkapnya...

APOKRIPA

Ada perdebatan tentang kitab-kitab mana yang termasuk dalam kanon Perjanjian Lama. Ada yang berpendapat bahwa kitab-kitab Apokripa yang ditulis tahun 250 SM sampai dengan Kristus termasuk kanon Perjanjian Lama.
Katolik Roma berpendapat bahwa kitab-kitab yang termasuk dalam kanon Aleksandria harus dimasukkan dalam kanon Perjanjian Lama.
Kristen Protestan berpendapat bahwa hanya kitab-kitab yang yang termasuk dalam kanon Palestina bangsa Yahudi yang diwahyukan.

Kitab-kitab yang diperdebatkan adalah:
1. Esdras (III Esdras)
2. II Esdras (IV Esdras)
3. Tobit
4. Yudit
5. Tambahan kitab Ester (Ester 10:4 - 16:24)
6. Hikmast Salomo
7. Sirak
8. Baruk dan surat Yeremia (Baruk)
9. Doa Azaria dan Nyanyian tiga orang muda (Daniel 3:24-90)
10. Susanna (Daniel 13)
11. Bel dan Dragon (Daniel 14)
12.Doa Manase
13. I Makabe
14. II Makabe

Alasan-alasan penerimaan kitab-kitab Apokripa:
1. Perjanjian Baru mengutip langsung buku Henok (Yudas 14) dan menyinggung II Makabe
(Ibrani 11:35)
2. Beberapa kitab apokripa ditemukan dalam komunitas Yahudi abad pertama di Qumran
3. Beberapa Bapa Gereja awal yaitu Origen (185-253M), Atanasius (293-273M), dan
Cyril di Yerusalem (315-386M) mengutip dari beberapa kitab Apokripa.
4. Beberapa manuskrip Yunani awal seperti Kodex Vatikanus (325 M) dan Kodex
Sinaitikus (350M) mengandung apokripa
5. Agustinus menerima semua kitab-kitab apokripa yang diumumkan oleh Trent (1546)
6. Beberapa Sinode awal seperti Sinode Paus Damaskus (382 M),Sinode Hippo, dan 3
sinode di Kartage (393,297,419) menerima apokripa
7. Beberapa bishop dan dewan? di antara abad ke 9 dan 15 mencamtumkan kitab-kitab
apokripa sebagai kitab yang diwahyukan.
8. Konsili Trent menyatakan kitab-kitab apokripa sebagai bagian kanon kitab suci.

Meski banyak yang mendukung kitab-kitab aprokripa, namun argument di atas ditolak dengan mempertimbangkan:
1. Tidak ada kitab-kitab apokripa yang dikutip sebagai Firman Tuhan oleh Perjanjian
Baru. Perjanjian Baru juga menyinggung dan mengutip puisi dari kitab milik bangsa
yang tidak percaya Allah Yahweh.
2. Komunitas Qumran bukan suara resmi bangsa Yahudi
3. Banyak Bapa Gereja awal termasuk Origen, Cyril dari Yerusalem, Atanasius. dan
Bapa-Bapa gereja penting sebelum Agustinus dengan jelas menolak Apokripa. Mereka
mengutip bukan sebagai kitab yang diwahyukan.
4. Penerimaan Agustinus terhadap Apokripa ditolak oleh Yerome, yang merupakan
sarjana Alkitab terbesar saat itu
5. Tidak ada sinode atau kanon yang mencantumkan kitab-kitab apokripa dalam 4 abad
pertama gereja.
6. Saat reformasi (1517) beberapa sarjana Katolik Roma termasuk Kardinal Cajetan
yang bertolak belakang dengan Luther tidak menerima kitab-kitab Apokripa sebagai
bagian Perjanjian Lama.
7. Ketidakseragaman pemakaian kitab-kitab apokripa tahun demi tahun.
8. Trent tidak konsisten karena hanya menerima 11 dari 14 kitab apokripa. Mereka
menolak Doa Manasse, 1 Esdras (3 Edras), dan 2 Esdras (4 Esdras) yang mengandung
ayat-ayat yang kuat menentang doa untuk orang mati dan menerima buku-buku yang
mendukung doa untuk orang mati (1 Makabe 12:45(46))

Ada pertanyaan yang harus dipertimbangkan, buku-buka mana yang termasuk dalam Perjanjian Lama di mana Yesus menyatakannya sebagai Firman Allah yang berotoritas dan tidak dapat dibatalkan?
Jawabannya: tidak lebih dan tidak kurang daripada 24 (39) buku dalam Perjanjian Lama bangsa Yahudi, di mana Kristus mengakuinya.

a. Kitab suci Yahudi pada zaman Yesus
Sumber yang layak dipercaya untuk menentukan kanon Perjanjian Lama bangsa Yahudi
adalah sejarahwan Yosepus.

Yosepus mencantumkan 22 buku,
"5 buku Musa,
nabi-nabi setelah Musa ... dalam 13 buku,
4 buku sisanya berisi hymn kepada Tuhan dan aturan-aturan dalam kehidupan manusia". Ruth dijadikan satu dengan Hakim-hakim, Ratapan dijadikan satu dengan Yeremia.
Kanon ini sama dengan yang dipunyai Protestan yang berjumlah 39 buku, karena dalam dalam kanon Yosepus ini:
1 Samuel dan 2 Samuel dijadikan 1 buku,
1 Raja-raja dan 2 Raja-raja dijadikan 1 buku,
1 Tawarikh dan 2 Tawarikh dijadikan 1 buku,
Ezra dan Nehemia dijadikan 1 buku,
12 nabi-nabi kecil dijadikan 1 buku,
Ruth dijadikan satu dengan Hakim-hakim,
Ratapan dijadikan satu dengan Yeremia.

Yosefus menyatakan ke 22 kitab (39 kitab PL Protestan) sebagai lengkap dan final, dapat dibaca jelas dalam pernyataannnya bahwa suksesi nabi-nabi Yahudi berakhir pada abad 4 SM. Dan juga Talmud mengajarkan, "Setelah nabi Hagai, Zakaria, dan Maleaki, Roh Kudus pegi dari Israel'.

b. Kanon Perjanjian Lama dari Yesus dan para rasul
Yesus dan para rasul menerima secara tegas kanon yang berisi 22 atau 24 atau 39
buku Perjanjian lama Protestan. Ini dibuktikan dengan tidak ada satu buku
apokripa yang yang pernah dikutip sebagai 'Kitab Suci' baik oleh Yesus maupun
para rasul, meskipun mereka memilikinya dan kadang menyinggungnya. Fakta bahwa
Yesus dam para rasul pernah mengutip 18 kitab dari 22 (24) kitab Perjanjian Lama
Yahudi menunjukkan penolakan Yesus dan para rasul terhadap kita apokripa.

Kesimpulan
Dengan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kitab-kitab Apokripa tidak termasuk dalam kanon, dan harus ditolak sebagai Firman Tuhan. Tetapi meskipun demikian kitab-kitab itu punya andil di mana kita bisa belajar banyak hal mengenai sejarah dan situasi masayarakat saat itu.

Sumber :
Geisler, Norman L. Christian Apologetics. Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 49516
Sumber berasal dari : pemudakristen.com

Selengkapnya...